Selasa, 04 Agustus 2015

Kembangkan 10 Kawasan Buah

Pemerintah lewati Kementerian Pertanian akan mengembangkan perkebunan buah skala luas yang diintegrasikan dan pabrik pengolahan. Pola pengembangan buah berbasis kawasan tersebut melibatkan petani serta pola pengelolaan dengan.

Suatu itu dirilis Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Selasa (28/7/2015), di sela-sela kunjungan menuju kebun buah sekaligus berwisata agro Plantera Fruit Paradise, pada Desa Sidokumpul, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Plantera mengembangkan kebun buah dengan areal pertanaman buah 235 hektar dengan memakai embung-embung ialah cadangan air. Tanaman buah yang dikembangkan diantara lain durian montong, srikaya, kelengkeng, buah naga, dengan rambutan.

Melewati Yayasan Obor Tani, pengelola dengan mengembangkan 200 ha kebun buah publik yang tersebar dalam Jawa Tengah dan Yogyakarta serta luasan minimal 10 ha per kawasan yang biasanya sigap berkembang jadi 20 ha dengan dukungan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Petani juga lebar kepemilikan lahan sampingan dikelompokkan jadi satu deretan dengan anggota 50-60 petani. Lahan mereka diberikan bibit serta ditanami buah. Seluruh petani mendapat pendampingan sesudah akses pemasaran juga dukungan dana itu. Selepas tiga tahun, petani dibiarkan mengelola pun kebun buah itu. Seumpama belum dapat memasarkan juga, petani mampu memasarkan secara yayasan ini.

Selepas berkeliling melihat kebun buah juga model pengelolaan, Mentan menyebutkan, Kementan bakal mengalokasikan anggaran Rp 300 miliar untuk pengembangan 10 kebun buah dalam Jawa Tengah, Kalimantan Barat, serta Sulawesi Selatan. Lebar tiap kawasan sepuluh ha. Perkembangan kawasan bakal dilihat dengan akan direplikasi sampai skala nasional.

Pemilik Plantera Fruit Paradise sekaligus Ketua Yayasan Obor Tani Budi Darmawan menyebut, pola yang sebanding begitu juga dipertemukan Thailand serta Tiongkok pada pengembangan kebun buah merekapun. Pada Tiongkok, setiap lima kawasan kebun buah dibangun satu unit pabrik pengolahan buah akhirnya bisa menjamin serapan buah masyarakat.

Sistem pembelajaran dalam perguruan tinggi menanggapi mencetak ahli-ahli buah yang siap pakai. Tapi dikarenakan tersebut, butuh berada pendampingan juga transfer pengetahuan. Yang diharuskan dikenal dalam pengembangan buah yaitu tentang standar, misalnya pengelola mengetahui standar kualitas tanaman, standar buah berkelas, standar pemupukan serta perawatan baik, juga penanggulangan penyakit.

Kini, pada Plantera ditanami durian montong lebih dari satu.500 pohon, 2.000 pohon kelengkeng, kebun buah srikaya, kebun cengkeh, rambutan, pepaya, jambu air, sampai jambu citra.

”Kita sukses menurut percontohan pada sepuluh desa. Integrasikan ternak, ikan, tanaman buah,” jawab Budi. Dia menjelaskan, bibit srikaya dari dari Australia, lalu dikembangkan sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar